RPP Biologi SMP : Sistem Eksresi
PERTEMUAN I
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Kelas/Semester : IX/1
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan menusia.
Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan sistem eksresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator:
Kognitif
a. Produk
1. Menyebutkan macam organ penyusun sistem eksresi pada manusia.
2. Mendeskripsikan bentuk/bangun organ-organ penyusun sistem eksresi pada manusia.
3. Mendeskripsikan fungsi sistem eksresi.
b. Proses
5. Melakukan pengamatan, diskusi, dan tanya jawab untuk menjelaskan konsep sistem
eksresi pada manusia.
c. Psikomotor
9. Mengamati model ginjal, diskusi dan tanya jawab untuk menjelaskan konsep sistem
eksresi pada manusia.
d. Afektif
• Karakter
Menunjukkan perilaku berkarakter, meliputi : Teliti, jujur, peduli, tanggung jawab, bekerja sama, terbuka dan menghargai pendapat teman.
• Keterampilan Sosial
Menunjukkan kemampuan keterampilan sosial, meliputi: Bertanya, menyumbang ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, komunikasi.
A. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
a. Produk
1. Siswa dapat menyebutkan macam organ penyusun sistem eksresi pada manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan menjelaskan struktur dan mekanisme proses eksresi
melalui ginjal.
b. Proses
5. Melakukan pengamatan pada torso/model ginjal untuk mengetahui struktur dan
bagian-bagian ginjal dengan mengacu pada LKS 1.
c. Psikomotor
9. Mengamati torso manusia dan model ginjal untuk mengetahui dan mendeskripsikan
letak dan struktur ginjal manusia.
d. Afektif
• Karakter:
Selama proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam prilaku berkarakter, meliputi: Teliti, jujur, peduli, tanggung jawab, bekerja sama, terbuka dan menghargai pendapat teman, sesuai dengan lembar pengamatan perilaku berkarakter.
• Keterampilan sosial:
Selama proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam keterampilan sosial, meliputi: bertanya, menyumbang ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, komunikasi, sesuai dengan lembar pengamatan keterampilan sosial.
B. Materi Pembelajaran
1. Sistem eksresi pada manusia.
2. Mekanisme proses eksresi melalui ginjal.
C. Model Pembelajaran
1. Model: Pembelajaran Kooperatif (MPK)
2. Metode: Observasi, Diskusi, dan Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
Untuk tujuan pembelajaran No: 1,2, 5, 9, dan tujuan afektif
Pembukaan (± 5 menit)
Kegiatan
Memotivasi siswa dengan membagikan beberapa amplop yang berisi gambar alat eksresi manusia kepada beberapa siswa kemudian secara bergiliran siswa diminta menyebutkan nama masing-masing gambar alat eksresi yang dipegang. Ketika siswa selesai menyebutkan nama alat eksresi dari gambar yang dipegang, guru memulai diskusi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa “Tahukah kalian mengapa alat tersebut disebut alat eksresi?” “Zat apa yang dikeluarkan masing-masing alat eksresi tersebut?” dan pertanyaan-pertanyaan pengarah sejenis lainnya. Diharapkan selama diskusi dan tanya jawab tersebut, siswa menyumbang ide atau pendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan kasar.
Tanya jawab dan diskusi digunakan untuk mengarahkan siswa kepada tujuan pembelajaran yang meliputi kognitif, psikomotor dan afektif.
(Fase 1 MPK: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa)
Kegiatan Inti (± 65 menit
Kegiatan
Melalui tanya jawab dan diskusi mengarahkan siswa untuk menemukan dan memahami konsep bahwa proses eksresi pada manusia dapat dibedakan atas tiga macam. Hal yang sama dilakukan untuk memfasilitasi siswa dalam mendeskripsikan macam organ penyusun sistem eksresi pada manusia.
Dengan menggunakan gambar atau model ginjal memberikan informasi tentang struktur dan mekanisme proses eksresi dengan metode tanya jawab dan diskusi. Ketika proses tanya jawab dan diskusi dalam upaya untuk menemukan konsep, guru juga memberikan pengalaman belajar untuk membentuk afektif siswa dengan menekankan perlunya siswa bersikap jujur dengan mengatakan apa adanya ketika belum memahami, dan menghimbau siswa lain untuk peduli dan terbuka terhadap jawaban siswa lain. Selain itu guru juga selalu mendorong siswa untuk mengkomunikasikan hasil terbaiknya ketika menyumbang ide atau berpendapat, sementara siswa lain harus mendengarkan pendapat temannya dan bersikap terbuka ketika mendengarkan pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan kasar. Selanjutnya disajikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan mengacu pada LKS 1.
(Fase 2 MPK: Menyampaikan informasi).
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa. Selanjutnya membagikan LKS 1 kepada tiap kelompok. Ketika mendistribusikan LKS 1, guru membimbing siswa untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan dengan menunjuk beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS 1.
(Fase 3 MPK: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar).
Membimbing kelompok mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pengamatan sesuai prosedur yang tertulis di LKS 1 dan membimbing siswa menggambar hasil pengamatannya pada tempat yang disediakan. Bila ada siswa yang menunjukkan karakter tidak peduli, tidak teliti atau menunjukkan karakter tidak bertanggung jawab, tidak bekerja sama segera diingatkan.
Guru menekankan perlunya ketelitian dan kejujuran dalam melakukan pengamatan dengan menggambar hasil pengamatan apa adanya. Guru meminta siswa untuk bertanggung jawab terhadap kebersihan tempat kerja yang harus tetap dijaga setelah bekerja dalam kelompok.
Membimbing kelompok melakukan analisis dengan mengacu pada LKS 1. Ditekankan perlunya kerjasama, terbuka dan mendengarkan ide teman dalam tugas analisis ini.
(Fase 4 MPK: Membimbing kelompok siswa bekerja dan belajar)
Mengarahkan siswa untuk diskusi kelas dengan cara meminta satu-dua kelompok mempresentasikan kinerjanya dan ditanggapi kelompok lain. Siswa yang menunjukkan sikap terbuka (toleransi) terhadap perbedaan segera diberi pujian sebagai umpan balik agar karakter ini diikuti siswa lain. Siswa yang mencela ide teman secara tidak santun segera diingatkan agar tidak ditiru temannya.
Selain itu, melalui tanya jawab dan diskusi, mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan konsep sistem eksresi pada manusia khususnya struktur ginjal. Ketika proses diskusi, guru perlu menekankan bahwa ketika siswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok terbaiknya, diharapkan siswa menyumbang ide atau berpendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan kasar.
(Fase 4 MPK: Membimbing kelompok siswa bekerja dan belajar)
Memberi pengayaan tentang proses pembentukan urine pada ginjal kemudian mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.
(Fase 4 MPK: Membimbing kelompok siswa bekerja dan belajar)
Penutup (± 10 menit)
Kegiatan Permainan Word Square
Guru membagikan Word Square pada setiap kelompok.
Guru menginformasikan aturan permainan Word Square
1. Setiap kelompok tetap duduk bersama anggota kelompok masing-masing.
2. Guru membacakan pertanyaan yang berhubungan dengan sistem eksresi pada manusia.
3. Setiap kelompok diminta berdiskusi dan berlomba untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru.
4. Kelompok yang paling cepat unjuk jari diberi kesempatan menjawab pertanyaan.
5. Kelompok yang dapat memberikan jawaban yang benar pada setiap pertanyaan diberi
skor 10.
6. Kelompok yang mendapat skor dengan nilai terbanyak akan menjadi pemenang dan
mendapat penghargaan.
(Fase 5 dan 6 MPK : Evaluasi dan memberi penghargaan)
Guru memberi tugas pada siswa untuk membaca materi tentang paru-paru pada materi ajar yang telah dibagikan.
hasrawati
Entri Populer
-
JENIS-JENIS PENELITIAN BERDASARKAN SIFAT MASALAHNYA Berdasarkan sifat masalahnya penelitian dibedakan atas : 1. Penelitian Deskriptif Pe...
-
ULASAN : SIKLUS PADA KEGIATAN PTK Sebagaimana telah diketahui bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan ...
-
Hidup adalah belajar Belajar bersyukur meski tak cukup Belajar memahami meski tak sehati Belajar ikhlas meski tak rela Belajar bersabar ...
-
RPP Biologi SMP : Sistem Eksresi PERTEMUAN I Sekolah ...
-
Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ...
Senin, 12 September 2011
Sabtu, 18 Juni 2011
MATERI AJAR: SISTEM EKSRESI
Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya? Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme. Zat tersebut diserap dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urine, keringat dan pernapasan. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan atau zat yang tidak mengalami pencernaan. Zat tersebut berupa feses yang dikeluarkan melalui anus. Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan oleh tubuh. Zat yang dihasilkan berupa enzim dan hormon. Berikut akan kita bahas satu per satu alat-alat ekskresi pada manusia dan hewan, sehingga kalian dapat mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hewan serta hubungannya dengan kesehatan.
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut berasal dari proses metabolisme. Ginjal mengeluarkan urine,kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan karbondioksida,dan hati mengeluarkan zat warna empedu.
GINJAL
Pada manusia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses eksresi (Gambar 3.1 Letak ginjal pada tubuh manusia). Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah sebagai berikut:
1. Mengeksresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan zat lain yang bersifat racun.
2. Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh.
3. Menjaga tekanan osmosis dengsn cara mengatur eksresi garam-garam, yaitu membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan mengeksresikan urine yang bersifat basa, tetapi dapat pula mengekresikan urine yang bersifat asam.
5. Menjalankan fungsi sebagai hormon, dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu renin dan eritropoietin yang diduga memiliki fungsi endokrin.
Struktur Ginjal:
Ginjal diselubungi oleh suatu kapsul yang terbentuk dari jaringan serabut. Bagian luar ginjal disebut korteks, sedangkan bagian dalamnya disebut medula. Pada bagian dalam terdapat ruang kosong (pelvis). Pada ginjal terdapat nefron yang merupakan unit fungsional dan struktural terkecil. Pada manusia terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari badan malpighi (mengandung glomerulus yang diselubungi oleh kapsula Bowman) dan saluran nefron.
Nefron mengandung dua macam unsur, yaitu unsur pembuluh (elemen vaskuler) dan unsur epitel. Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh, yaitu arterial, glomerulus (kumpulan kapiler), arterial eferen, dan kapiler tubuler. Bagian nefron yang mengandung unsur epitel, yaitu kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle yang terdiri dari saluran menurun dan saluran naik, tubulus kontortus distal, dan saluran pengumpul (tubulus kolektifus)
Pada medula terdapat piramida ginjal dan piala ginjal yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh untuk mengumpulkan hasil eksresi. Pembuluh-pembuluh tersebut berhubungan dengan ureter yang bermuara pada kantung kemih (vesica urinaria). Kantung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan urine sementara. Urine keluar dari tubuh melalui lubang urine yang sebelumnya melewati uretra terlebih dahulu.
Nefron ada dua macam yaitu nefron korteks yang terletak di bagian korteks ditandai dengan adanya lengkung Henle yang pendek. Nefron jukstamedula memiliki glomerulus yang terletak di bagian korteks dekat medula dan memiliki lengkung Henle yang panjang dan menjulur jauh ke dalam bagian medula.
Proses Pembentukan Urine
Di dalam ginjal pembentukan urine melalui serangkaian proses, yaitu: proses filtrasi (penyaringan zat-zat sisa yang beracun), reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).
a. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang berlangsung di glomerulus dalam badan malpighi. Air, sampah nitrogen, glukosa, dan garam-garam mineral dalam darah melewati dinding kapiler dari glomerulus, kemudian masuk ke kapsula Bowman dan terbentuk urine primer (filtrat glomerulus). Urine primer mengandung air, gula, asam amino, garam-garam, urea, dan asam urat.
b. Reabsorbsi (Penyerapan kembali)
Reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali bahan-bahan yang masih ada dalam darah setelah mengalami filtrasi. Urine primer yang meninggalkan kapsul Bowman menuju ke tubulus melewati jaringan pembuluh kapiler dan mengalami reabsorbsi.
Dalam tubulus kontortus proksimal, urine primer mengalami reabsorbsi yang terdiri atas penyerapan air, gula hingga 80%, asam amino, garam, ion Na-, Cl-, PO43-, K+, Ca2+, SO42-, HCO3, zat keratin, dan asam askorbat. Hasilnya berupa urine sekunder (filtrat tubulus).
c. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan ion K+, senyawa NH3, dan ion H+ pada urine sekunder di dalam tubulus kontortus distal. Hasinya berupa urine yang akan dimasukkan ke dalam tubulus pengumpul.
Selanjutnya, urine dialirkan melalui pelvis renalis, ureter, dan ditampung di dalam kantung kemih (vesica urinaria). Kandung kemih dapat menampung lebih kurang 600 ml urine. Uretra merupakan tabung saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan lubang pengeluaran urine ke luar tubuh.
Jumlah air di dalam tubulus distal diatur oleh hormon ADH (antidiuretika atau vasopresin). Jika kadar hormon ADH banyak, maka jumlah urine sedikit dan pekat. Jika kadar hormon ADH sedikit, maka jumlah urine banyak dan encer.
Proses pengeluaran urine melalui uretra disebut urinasi. Urine normal biasanya mengandung air, amonia, urea,dan zat warna urobilin. Jumlah urine normal perhari pada orang dewasa sebanyak 1-2 liter. Banyaknya urine yang dikeluarkan dipengaruhi oleh zat diuretik (kopi, teh, dan alkohol), suhu, jumlah air yang diminum, dan emosi.
KULIT
Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.
1. Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas dua lapisan yaitu:
a. Lapisan tanduk
Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan
selalu mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki.
b. Lapisan malpighi
Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang menentukan warna kulit.
2. Dermis (Kulit Jangat)
Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu:
a. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat.
b. Keringat tersebutbermuara pada pori-pori kulit.
c. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna
d. menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.
e. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan termasuk akar rambut.
f. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung saraf perasa dan peraba.
3. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan cadangan makanan.
Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat berfungsi sebagai:
1. indra peraba dan perasa,
2. pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,
3. tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar ultraviolet cahaya matahari,
4. penyimpan kelebihan lemak,
5. pengatur suhu tubuh.
Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah kemampuan kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur
oleh pusat pengatur panas di sumsum lanjutan agar konstan 36o–37,5o C. Bila suhu badan meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh. Sebaliknya bila tubuh merasa kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat dibatasi pengeluarannya.
Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat berisi larutan garam, urea dan air. Banyaknya keringat yang dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kesehatan dan emosi.
PARU_PARU
Pembahasan tentang organ paru-paru sudah banyak dibahas pada pokok bahasan sistem pernapasan. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat sisa yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbondioksida dan uap air. Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk dibuang. Proses pembuangan diawali dengan berdifusinya karbon dioksida dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus. Dari alveolus, karbon dioksida akan dikeluarkan melalui udara yang dihembuskan pada saat ekspirasi.
HATI
Organ hati sudah kita singgung pada pokok bahasan sistem pencernaan. Kalian tentu masih ingat beberapa fungsi hati bukan? Dari beberapa fungsi hati, yang terkait dengan fungsi ekskresi adalah:
1. Menghasilkan Getah Empedu
Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna feses dan urine kuning kecoklatan.
2. Menghasilkan Urea
Urea adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
Kelainan dan Penyakit pada Organ Eksresi
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Ada dua macam gagal ginjal yaitu gagal ginjal yang bersifat sementara dan gagal ginjal tetap. Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan masuk ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal buatan (bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah).
Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya diikat (agar putus hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar adrenal. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.
2. Batu Ginjal (Nefrolitiasis)
Batu ginjal terbentuk karena adanya endapan garam kalsium yang makin lama makin mengeras dan membesar. Endapan ini pada mulanya terdapat di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga terdapat di ureter dan kantong kemih. Batu ginjal dapat dihilangkan dengan beberapa cara antara lain dengan pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang dapat menghancurkan batu ginjal. Namun bila dengan pengobatan sulit hancur dapat dilakukan dengan pembedahan untuk mengambil batu ginjal tersebut.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone), yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat sampai 30 kali lipat.
4. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya adalah infeksi bakteri Streptococcus.
5. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis, dan tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih dari satu kali. Beberapa jenis hepatitis, antara lain hepatitis A dan B. penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning. Urine penderita pun berwarna kuning, bahkan kecoklatan seperti teh.
6. Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem eksresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini disebabkan oleh antara lain peradangan ginjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
7. Albuminaria
Albumnaria adalah penyakit pada sistem eksresi yang ditandai urine penderita mengandung albumin. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein, penyakit ginjal dan penyakit hati.
8. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem eksresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangan hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes mellitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes mellitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahraga, dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
Daftar Pustaka
Aryulina,D, dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk kelas XI. Esis.
Jakarta, pp. 213-229.
Priadi,A. 2010. Biologi SMA Kelas XI. Yudhistira. Jakarta, pp. 123-132.
Pujiyanto,S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 untuk Kelas XI SMA dan
MA. Platinum. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo, pp.183-
198.
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut berasal dari proses metabolisme. Ginjal mengeluarkan urine,kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan karbondioksida,dan hati mengeluarkan zat warna empedu.
GINJAL
Pada manusia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses eksresi (Gambar 3.1 Letak ginjal pada tubuh manusia). Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah sebagai berikut:
1. Mengeksresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan zat lain yang bersifat racun.
2. Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh.
3. Menjaga tekanan osmosis dengsn cara mengatur eksresi garam-garam, yaitu membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan mengeksresikan urine yang bersifat basa, tetapi dapat pula mengekresikan urine yang bersifat asam.
5. Menjalankan fungsi sebagai hormon, dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu renin dan eritropoietin yang diduga memiliki fungsi endokrin.
Struktur Ginjal:
Ginjal diselubungi oleh suatu kapsul yang terbentuk dari jaringan serabut. Bagian luar ginjal disebut korteks, sedangkan bagian dalamnya disebut medula. Pada bagian dalam terdapat ruang kosong (pelvis). Pada ginjal terdapat nefron yang merupakan unit fungsional dan struktural terkecil. Pada manusia terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari badan malpighi (mengandung glomerulus yang diselubungi oleh kapsula Bowman) dan saluran nefron.
Nefron mengandung dua macam unsur, yaitu unsur pembuluh (elemen vaskuler) dan unsur epitel. Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh, yaitu arterial, glomerulus (kumpulan kapiler), arterial eferen, dan kapiler tubuler. Bagian nefron yang mengandung unsur epitel, yaitu kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle yang terdiri dari saluran menurun dan saluran naik, tubulus kontortus distal, dan saluran pengumpul (tubulus kolektifus)
Pada medula terdapat piramida ginjal dan piala ginjal yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh untuk mengumpulkan hasil eksresi. Pembuluh-pembuluh tersebut berhubungan dengan ureter yang bermuara pada kantung kemih (vesica urinaria). Kantung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan urine sementara. Urine keluar dari tubuh melalui lubang urine yang sebelumnya melewati uretra terlebih dahulu.
Nefron ada dua macam yaitu nefron korteks yang terletak di bagian korteks ditandai dengan adanya lengkung Henle yang pendek. Nefron jukstamedula memiliki glomerulus yang terletak di bagian korteks dekat medula dan memiliki lengkung Henle yang panjang dan menjulur jauh ke dalam bagian medula.
Proses Pembentukan Urine
Di dalam ginjal pembentukan urine melalui serangkaian proses, yaitu: proses filtrasi (penyaringan zat-zat sisa yang beracun), reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).
a. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang berlangsung di glomerulus dalam badan malpighi. Air, sampah nitrogen, glukosa, dan garam-garam mineral dalam darah melewati dinding kapiler dari glomerulus, kemudian masuk ke kapsula Bowman dan terbentuk urine primer (filtrat glomerulus). Urine primer mengandung air, gula, asam amino, garam-garam, urea, dan asam urat.
b. Reabsorbsi (Penyerapan kembali)
Reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali bahan-bahan yang masih ada dalam darah setelah mengalami filtrasi. Urine primer yang meninggalkan kapsul Bowman menuju ke tubulus melewati jaringan pembuluh kapiler dan mengalami reabsorbsi.
Dalam tubulus kontortus proksimal, urine primer mengalami reabsorbsi yang terdiri atas penyerapan air, gula hingga 80%, asam amino, garam, ion Na-, Cl-, PO43-, K+, Ca2+, SO42-, HCO3, zat keratin, dan asam askorbat. Hasilnya berupa urine sekunder (filtrat tubulus).
c. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan ion K+, senyawa NH3, dan ion H+ pada urine sekunder di dalam tubulus kontortus distal. Hasinya berupa urine yang akan dimasukkan ke dalam tubulus pengumpul.
Selanjutnya, urine dialirkan melalui pelvis renalis, ureter, dan ditampung di dalam kantung kemih (vesica urinaria). Kandung kemih dapat menampung lebih kurang 600 ml urine. Uretra merupakan tabung saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan lubang pengeluaran urine ke luar tubuh.
Jumlah air di dalam tubulus distal diatur oleh hormon ADH (antidiuretika atau vasopresin). Jika kadar hormon ADH banyak, maka jumlah urine sedikit dan pekat. Jika kadar hormon ADH sedikit, maka jumlah urine banyak dan encer.
Proses pengeluaran urine melalui uretra disebut urinasi. Urine normal biasanya mengandung air, amonia, urea,dan zat warna urobilin. Jumlah urine normal perhari pada orang dewasa sebanyak 1-2 liter. Banyaknya urine yang dikeluarkan dipengaruhi oleh zat diuretik (kopi, teh, dan alkohol), suhu, jumlah air yang diminum, dan emosi.
KULIT
Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.
1. Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas dua lapisan yaitu:
a. Lapisan tanduk
Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan
selalu mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki.
b. Lapisan malpighi
Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang menentukan warna kulit.
2. Dermis (Kulit Jangat)
Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu:
a. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat.
b. Keringat tersebutbermuara pada pori-pori kulit.
c. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna
d. menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.
e. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan termasuk akar rambut.
f. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung saraf perasa dan peraba.
3. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan cadangan makanan.
Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat berfungsi sebagai:
1. indra peraba dan perasa,
2. pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,
3. tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar ultraviolet cahaya matahari,
4. penyimpan kelebihan lemak,
5. pengatur suhu tubuh.
Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah kemampuan kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur
oleh pusat pengatur panas di sumsum lanjutan agar konstan 36o–37,5o C. Bila suhu badan meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh. Sebaliknya bila tubuh merasa kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat dibatasi pengeluarannya.
Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat berisi larutan garam, urea dan air. Banyaknya keringat yang dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kesehatan dan emosi.
PARU_PARU
Pembahasan tentang organ paru-paru sudah banyak dibahas pada pokok bahasan sistem pernapasan. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat sisa yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbondioksida dan uap air. Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk dibuang. Proses pembuangan diawali dengan berdifusinya karbon dioksida dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus. Dari alveolus, karbon dioksida akan dikeluarkan melalui udara yang dihembuskan pada saat ekspirasi.
HATI
Organ hati sudah kita singgung pada pokok bahasan sistem pencernaan. Kalian tentu masih ingat beberapa fungsi hati bukan? Dari beberapa fungsi hati, yang terkait dengan fungsi ekskresi adalah:
1. Menghasilkan Getah Empedu
Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna feses dan urine kuning kecoklatan.
2. Menghasilkan Urea
Urea adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
Kelainan dan Penyakit pada Organ Eksresi
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Ada dua macam gagal ginjal yaitu gagal ginjal yang bersifat sementara dan gagal ginjal tetap. Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan masuk ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal buatan (bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah).
Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya diikat (agar putus hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar adrenal. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.
2. Batu Ginjal (Nefrolitiasis)
Batu ginjal terbentuk karena adanya endapan garam kalsium yang makin lama makin mengeras dan membesar. Endapan ini pada mulanya terdapat di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga terdapat di ureter dan kantong kemih. Batu ginjal dapat dihilangkan dengan beberapa cara antara lain dengan pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang dapat menghancurkan batu ginjal. Namun bila dengan pengobatan sulit hancur dapat dilakukan dengan pembedahan untuk mengambil batu ginjal tersebut.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone), yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat sampai 30 kali lipat.
4. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya adalah infeksi bakteri Streptococcus.
5. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis, dan tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih dari satu kali. Beberapa jenis hepatitis, antara lain hepatitis A dan B. penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning. Urine penderita pun berwarna kuning, bahkan kecoklatan seperti teh.
6. Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem eksresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini disebabkan oleh antara lain peradangan ginjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
7. Albuminaria
Albumnaria adalah penyakit pada sistem eksresi yang ditandai urine penderita mengandung albumin. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein, penyakit ginjal dan penyakit hati.
8. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem eksresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangan hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes mellitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes mellitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahraga, dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
Daftar Pustaka
Aryulina,D, dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk kelas XI. Esis.
Jakarta, pp. 213-229.
Priadi,A. 2010. Biologi SMA Kelas XI. Yudhistira. Jakarta, pp. 123-132.
Pujiyanto,S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 untuk Kelas XI SMA dan
MA. Platinum. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo, pp.183-
198.
Senin, 11 April 2011
ULASAN : SIKLUS DALAM KEGIATAN PTK
ULASAN : SIKLUS PADA KEGIATAN PTK
Sebagaimana telah diketahui bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah :
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan seperti yang disebutkan di atas. Apabila sudah diketahui keberhasilan tindakan pada siklus pertama dan sesuai dengan yang diharapkan ( hasilnya sudah meningkat seperti yang diinginkan peneliti), maka siklus kedua sebaiknya tetap dilaksanakan untuk mengukuhkan atau menguatkan hasil yang sudah diperoleh pada siklus pertama. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008), yang menjelaskan bahwa kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan/menguatkan hasil.
Bagaimana jika sudah selesai siklus kedua, siklus ketiga, siklus keempat, dan siklus kelima, tetapi hasilnya belum meningkat sesuai harapan peneliti ? Apakah penelitian dihentikan saja atau dilanjutkan pada siklus keenam ? Jawabnya adalah lanjutkan penelitian, tetapi sebelum dilanjutkan pada siklus keenam, coba telaah kembali semua aspek dalam proses pelaksanaan tindakan. Mungkin saja ada yang perlu dirubah dalam proses ini. Memang, dalam pelaksanaan tindakan peneliti dituntun oleh rencana yang telah dibuat, tetapi pelaksanaan tindakan tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana, karena dinamika proses pembelajaran di kelas menuntut adanya penyesuaian. Karena itu peneliti perlu bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana tindakan sesuai dengan keadaan yang ada jika diperlukan. Menurut Kunandar (2008), fleksibilitas hendaknya menjiwai pelaksanaan PTK. Artinya, jika sesuatu dalam PBM memerlukan perubahan, harus dilakukan perubahan dalam rangka tercapainya peningkatan atau perbaikan mutu pembelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip pertama penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Yunus (2011), yaitu bahwa tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan yang dipilih tidak/ kurang berhasil, maka la harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklus sampai terjadinya peningkatan, atau \"kesembuhan\" sistem, proses, hasil, dan sebagainya. Sedangkan Arikunto (2008) menjelaskan tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
DAFTAR PUSTAKA
HM. Yunus. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.http://m-yunus.com/page/27987/untukmu-
guru-html. Diakses pada tanggal 10 April 2011.
Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.
Jakarta.
Sebagaimana telah diketahui bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah :
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan seperti yang disebutkan di atas. Apabila sudah diketahui keberhasilan tindakan pada siklus pertama dan sesuai dengan yang diharapkan ( hasilnya sudah meningkat seperti yang diinginkan peneliti), maka siklus kedua sebaiknya tetap dilaksanakan untuk mengukuhkan atau menguatkan hasil yang sudah diperoleh pada siklus pertama. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008), yang menjelaskan bahwa kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan/menguatkan hasil.
Bagaimana jika sudah selesai siklus kedua, siklus ketiga, siklus keempat, dan siklus kelima, tetapi hasilnya belum meningkat sesuai harapan peneliti ? Apakah penelitian dihentikan saja atau dilanjutkan pada siklus keenam ? Jawabnya adalah lanjutkan penelitian, tetapi sebelum dilanjutkan pada siklus keenam, coba telaah kembali semua aspek dalam proses pelaksanaan tindakan. Mungkin saja ada yang perlu dirubah dalam proses ini. Memang, dalam pelaksanaan tindakan peneliti dituntun oleh rencana yang telah dibuat, tetapi pelaksanaan tindakan tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana, karena dinamika proses pembelajaran di kelas menuntut adanya penyesuaian. Karena itu peneliti perlu bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana tindakan sesuai dengan keadaan yang ada jika diperlukan. Menurut Kunandar (2008), fleksibilitas hendaknya menjiwai pelaksanaan PTK. Artinya, jika sesuatu dalam PBM memerlukan perubahan, harus dilakukan perubahan dalam rangka tercapainya peningkatan atau perbaikan mutu pembelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip pertama penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Yunus (2011), yaitu bahwa tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan yang dipilih tidak/ kurang berhasil, maka la harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklus sampai terjadinya peningkatan, atau \"kesembuhan\" sistem, proses, hasil, dan sebagainya. Sedangkan Arikunto (2008) menjelaskan tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
DAFTAR PUSTAKA
HM. Yunus. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.http://m-yunus.com/page/27987/untukmu-
guru-html. Diakses pada tanggal 10 April 2011.
Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.
Jakarta.
Minggu, 20 Maret 2011
JENIS-JENIS PENELITIAN BERDASARKAN SIFAT MASALAHNYA
JENIS-JENIS PENELITIAN BERDASARKAN SIFAT MASALAHNYA
Berdasarkan sifat masalahnya penelitian dibedakan atas :
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
a. Tujuan :
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
b. Ciri-ciri :
• Tidak perlu mencari hubungan, menguji hipotesa, dan membuat ramalan.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Perumusan masalah.
• Menentukan jenis informasi yang diperlukan.
• Menentukan prosedur pengumpulan data.
• Menentukan prosedur pengolahan data.
• Menarik kesimpulan penelitian.
2. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dunyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel.
a. Tujuan :
Untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
b. Ciri-ciri :
• Dilakukan untuk variabel yang diteliti rumit.
• Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak.
• Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya hubungan atau tidak adanya hubungan.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Definisikan masalah.
• Lakukan penelaahan kepustakaan.
• Rancang cara pendekatannya.
• Kumpulkan data.
• Analisis data.
• Tuliskan laporannya.
3. Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus pada dasarnya penelitian yang mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukannya, apa yang dia lakukan, dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
a. Tujuan :
Untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu objek.
b. Ciri-ciri :
• Penelitian mendalam mengenai unit sosial yang hasilnya merupakan gambaran lengkap tentang unit tersebut.
• Meneliti jumah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Rumuskan tujuan yang akan dicapai.
• Rancang cara pendekatannya.
• Kumpulkan data.
• Organisasikan data dan informasi menjadi unit studi yang koheren.
• Susun laporan.
4. Penelitian Cuasal Comparative ( Ex Post Facto )
Ex Post Facto secara harfiah berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek di mana pola tersebut ada dengan subjek yang serupa dsi mana pola tersebut tidak ada atau berbeda.
a. Tujuan :
Untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan prilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek ( dalam variabel independen ) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel/dependen.
b. Ciri-ciri :
• Bersifat Ex Post Facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Definisikan masalah.
• Lakukan penelaahan kepustakaan.
• Rumuskan hipotesis.
• Rancang cara pendekatannya.
• Validasikan teknik untuk mengumpulkan data dan interpretasikan dalam cara yang jelas dan cermat.
• Kumpulkan dan analisis data.
• Susun laporannya.
5. Penelitian Eksperimen Semu
Penelitian eksperimen semu merupakan jenis penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan. Penelitian ini secara khas mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel kecuali beberapa variabel saja.
a. Tujuan :
Untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab-akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
b. Ciri-ciri :
• Secara khas mengenai keadaan praktis.
• Mempunyai perbedaan yang kecil dengan penelitian eksperimen sungguhan.
c. Langkah-langkah Pokok :
Langkah pokok dalam penelitian eksperimen semu hampir sama dengan penelitian eksperimen sungguhan, karena kecuali memberikan perlakuan dengan pengalaman sungguhan secara teliti terhadap masing-masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternalnya.
6. Penelitian Eksperimen Sungguhan
Penelitian eksperimen sungguhan adalah jenis penelitian yang menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain di mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat.
a. Tujuan :
Untuk menyelidiki kemungkinanan hubungan sebab-akibat dengan melakukan kontrol/kendali.
b. Ciri-ciri :
Memusatkan usaha pada pengontrolan varians
c. Langkah-langkah Pokok :
• Penentuan fokus penelitian.
• Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian.
• Melakukan survai lapangan dan kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
• Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
• Merumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
• Mendefinisikan pengertian dasar dan variabel penelitian.
• Menyusun rencana penelitian.
• Melaksanakan eksperimen.
• Mengatur data kasar untuk dianalisa, selanjutnya dengan menempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhatikan efek yang diperhatikan akan ada.
7. Penelitian Pengembangan (Reserch and Development).
Yang dimaksud dengan penelitian pengembangan atau Research and Development
(R & D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.
a. Tujuan :
Untuk menyelidik pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
b. Ciri-ciri :
Memusatkan pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Definisikan masalahnya.
• Lakukan penelaahan kepustakaan.
• Rancangan cara pendekatan.
• Kumpulkan data.
• Evaluasi data yang terkumpul.
• Susun laporan mengenai evaluasi itu.
8. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri.
a. Tujuan :
Untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadap masalah.
b. Ciri-ciri :
• Perbaikan
• Keterlibatan.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Penetapan fokus masalah penelitian.
• Perencanaan tindakan perbaikan.
• Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi.
• Analisis dan refleksi.
• Perencanaan tindak lanjut.
Berdasarkan sifat masalahnya penelitian dibedakan atas :
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
a. Tujuan :
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
b. Ciri-ciri :
• Tidak perlu mencari hubungan, menguji hipotesa, dan membuat ramalan.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Perumusan masalah.
• Menentukan jenis informasi yang diperlukan.
• Menentukan prosedur pengumpulan data.
• Menentukan prosedur pengolahan data.
• Menarik kesimpulan penelitian.
2. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dunyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel.
a. Tujuan :
Untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
b. Ciri-ciri :
• Dilakukan untuk variabel yang diteliti rumit.
• Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak.
• Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya hubungan atau tidak adanya hubungan.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Definisikan masalah.
• Lakukan penelaahan kepustakaan.
• Rancang cara pendekatannya.
• Kumpulkan data.
• Analisis data.
• Tuliskan laporannya.
3. Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus pada dasarnya penelitian yang mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukannya, apa yang dia lakukan, dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
a. Tujuan :
Untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu objek.
b. Ciri-ciri :
• Penelitian mendalam mengenai unit sosial yang hasilnya merupakan gambaran lengkap tentang unit tersebut.
• Meneliti jumah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Rumuskan tujuan yang akan dicapai.
• Rancang cara pendekatannya.
• Kumpulkan data.
• Organisasikan data dan informasi menjadi unit studi yang koheren.
• Susun laporan.
4. Penelitian Cuasal Comparative ( Ex Post Facto )
Ex Post Facto secara harfiah berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek di mana pola tersebut ada dengan subjek yang serupa dsi mana pola tersebut tidak ada atau berbeda.
a. Tujuan :
Untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan prilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek ( dalam variabel independen ) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel/dependen.
b. Ciri-ciri :
• Bersifat Ex Post Facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Definisikan masalah.
• Lakukan penelaahan kepustakaan.
• Rumuskan hipotesis.
• Rancang cara pendekatannya.
• Validasikan teknik untuk mengumpulkan data dan interpretasikan dalam cara yang jelas dan cermat.
• Kumpulkan dan analisis data.
• Susun laporannya.
5. Penelitian Eksperimen Semu
Penelitian eksperimen semu merupakan jenis penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan. Penelitian ini secara khas mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel kecuali beberapa variabel saja.
a. Tujuan :
Untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab-akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
b. Ciri-ciri :
• Secara khas mengenai keadaan praktis.
• Mempunyai perbedaan yang kecil dengan penelitian eksperimen sungguhan.
c. Langkah-langkah Pokok :
Langkah pokok dalam penelitian eksperimen semu hampir sama dengan penelitian eksperimen sungguhan, karena kecuali memberikan perlakuan dengan pengalaman sungguhan secara teliti terhadap masing-masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternalnya.
6. Penelitian Eksperimen Sungguhan
Penelitian eksperimen sungguhan adalah jenis penelitian yang menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain di mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat.
a. Tujuan :
Untuk menyelidiki kemungkinanan hubungan sebab-akibat dengan melakukan kontrol/kendali.
b. Ciri-ciri :
Memusatkan usaha pada pengontrolan varians
c. Langkah-langkah Pokok :
• Penentuan fokus penelitian.
• Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian.
• Melakukan survai lapangan dan kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
• Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
• Merumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
• Mendefinisikan pengertian dasar dan variabel penelitian.
• Menyusun rencana penelitian.
• Melaksanakan eksperimen.
• Mengatur data kasar untuk dianalisa, selanjutnya dengan menempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhatikan efek yang diperhatikan akan ada.
7. Penelitian Pengembangan (Reserch and Development).
Yang dimaksud dengan penelitian pengembangan atau Research and Development
(R & D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.
a. Tujuan :
Untuk menyelidik pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
b. Ciri-ciri :
Memusatkan pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Definisikan masalahnya.
• Lakukan penelaahan kepustakaan.
• Rancangan cara pendekatan.
• Kumpulkan data.
• Evaluasi data yang terkumpul.
• Susun laporan mengenai evaluasi itu.
8. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri.
a. Tujuan :
Untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadap masalah.
b. Ciri-ciri :
• Perbaikan
• Keterlibatan.
c. Langkah-langkah Pokok :
• Penetapan fokus masalah penelitian.
• Perencanaan tindakan perbaikan.
• Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi.
• Analisis dan refleksi.
• Perencanaan tindak lanjut.
Senin, 07 Maret 2011
Belajar adalah Makna Hidup
Hidup adalah belajar
Belajar bersyukur meski tak cukup
Belajar memahami meski tak sehati
Belajar ikhlas meski tak rela
Belajar bersabar meski terbebani
Karena itu ....
Tetaplah belajar agar selalu berada di jalan yang benar
Belajar menjadi lebih baik
Agar menjadi yang terBAIK
Belajar bersyukur meski tak cukup
Belajar memahami meski tak sehati
Belajar ikhlas meski tak rela
Belajar bersabar meski terbebani
Karena itu ....
Tetaplah belajar agar selalu berada di jalan yang benar
Belajar menjadi lebih baik
Agar menjadi yang terBAIK
Langganan:
Komentar (Atom)